Apa tujuan dibangun kerajaan mataram kuno
Pertanyaan
2 Jawaban
-
1. Jawaban Cyberdyne27
Latar belakang berdirinya kerajaan mataram kuno diwarnai oleh balas dendam dan perebutan kekuasaan. Raja pertama kerajaan tersebut, Sanjaya adalahkeponakan raja yang memerintah di jawa, Sanna, dari kerajaan Galuh. Saat itu kerajaan tersebut mengalami kekacauan apalagi raja Sanna sempat digulingkan terlebih dahulu oleh saudaranya Purbasora. Sanjaya, yang dibawa lari ibunya bersama Sanna, ke Kerajaan Sunda, berniat menuntut balas atas Purbasora dan keluarganya. Sebuah niat yang berhasil diwujudkan setelah dia menjadi Raja Sunda (istrinya adalah anak dari Raja Sunda, Tarusbawa) dan mendapat dukungan penuh dari kerajaan di jawa barat tersebut. Setelah itu, Sanjaya kembali ke Jawa Tengahdan mewarisi wilayah kerajaan dari ibunya, yang merupakan saudara Raja Galuh, Sanna di Mataram. Maka, berdirilah kerajaan yang juga disebut Medang tersebut di tahun 752 M -
2. Jawaban Faizanmaulana12
Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Mataram IslamPada mulanya, Mataram adalah wilayah yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya kepada Ki Gede Pemanahan. Sultan Adiwijaya menghadiahkannya karena Ki Gede Pemanahan telah berhasil membantu Sultan Adiwijaya dalam membunuh Arya Penangsang di Jipang Panolan. Ki Pamenahan, disinyalir sebagai penguasa Mataram yang patuh kepada sultan Pajang. Ia mulai naik tahta di Istananya di Kotagede pada tahun 1577 M. Di tangan Ki Gede Pemanahan, Mataram mulai menunjukkan kemajuan. Pada tahun 1584 Ki Gede Pemanahan meninggal, maka usaha memajukan Mataram dilanjutkan oleh anaknya yaitu Sutawijaya.[2]
Sutawijaya atau dikenal dengan nama Panembahan Senapati. Sepeninggal ayahnya, ia dilantik sebagai penguasa penting di Mataram menggantikan Ayahnya. Ia seorang yang gagah berani, mahir dalam hal berperang. Sehingga sejak ia masih sebagai pemimpin pasukan pengawal raja Pajang ia telah diberi galar oleh Sultan Adiwijaya, Senapati ing Alaga (panglima perang).
Senapati memiliki cita-cita hendak mengangkat kerajaan Mataram sebagai penguasa tertinggi di Jawa menggantikan Pajang. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Senapati mengambil dua langkah penting, pertama memerdekakan diri dari pajang dan kedua untuk memperluas wilayah kerajaan Mataram keseluruh jawa. Konflik antara raja Pajang dengan Sutawijaya menghasilkan kemenangan dipihak Sutawijaya. Setelahnya, keturunan Adiwijaya, yaitu pangeran Benawa yang seharusnya menjadi ahli waris kesultanan pajang, menyerahkan tahta kekuasaan kerajaan Pajang kepada Senapati. Sejak saat itu Senapati mengambil gelar Panembahan tahun 1586. Sutawijaya berhasil membangun Mataram pada tahun 1586. Wilayah yang dikuasai Kesultanan Mataram adalah Mataram, Kedu, dan Banyumas. Sutawijaya meninggal pada tahun 1601 dan ia menguasai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.[3] Di sebelah timur hanya Blambangan, Panarukan, dan Bali yang masih tetap merdeka. Lainnya tunduk pada kekuasaan Senapati Sedangkan di pantai laut Jawa Rembang, Pati, Demak, Pekalongan mengakui kekuasaan Mataram.[4]
Setelah Sutawijaya meninggal, posisinya sebagai Sultan digantikan oleh putranya yaitu Raden Mas Jolang. Ia diberi gelar Sultan Hanyakrawati. Ia memerintah pada tahun 1601-1613. Pada masa pemerintahannya, sering terjadi perlawanan dari wilayah pesisir, yang merupakan salah satu penyebab mengapa RM Jolang tidak mampu memperluas wilayah Kesultanan Mataram. Dalam menjalankan roda pemerintahan, ia cenderung mengadakan pembangunan dibanding ekspansi. Menjelang wafatnya, RM Jolang menunjuk Raden Mas Rangsang sebagai penggantinya. Setelah dilantik, RM Rangsang diberi gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati Ing Ngalaga Ngabdurrahaman. Ia memerintah dari tahun 1613-1645. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Mataram mengalami kejayaan.[5]