Biologi

Pertanyaan

Mycobacterium leprae dapat hidup dalam sel dan jaringan.......

1 Jawaban

  • Klasifikasi ilmiah.

    Kerajaan :Bacteria
    Filum : Actinobacteria

    Ordo :Actinomycetales
    Upaordo : Corynebacterineae

    Famili : Mycobacteriaceae

    Genus : Mycobacterium

    Spesies : Mycobacterium leprae.

    Morfologi

    Mycobacterium leprae juga disebut Basillus Hansen, adalah bakteri yang menyebabkan penyakit kusta (penyakit Hansen). Bakteri ini merupakan bakteri intraselular. M. leprae merupakan gram-positif berbentuk tongkat. Mycobacterium leprae merupakan pathogen intrasel obligat sehingga belum dapat dibiakkan invitro (media tak hidup). Bakteri sering ditemukan pada sel endothelial pembuluh darah atau sel mononuclear (makrofag) sebagai lingkungan yang baik untuk bertahan hidup dan perkembangbiakan. Perkiraan waktu bagi bakteri ini bereplikasi adalah 10-12 hari (Martiny, 2006).

    Basil lepra ini tahan terhadap degradasi intraseluler oleh makrofag, mungkin karena kemampuannya keluar dari fagosom ke sitoplasma makrofag dan berakumulasi hingga mencapai 1010 basil/gram jaringan pada kasus lepratype lepromatus. Kerusakan syaraf perifer yang terjadi merupakan sebuah respon dari system imun Karena adanya basil ini sebagai antigen. Pada lepra type tuberkuloid, terjadi granuloma yang sembuh dengan sendirinya bersifar berisi sedikit basil tahan asam (Martiny, 2006).

    Bakteri Mycobacterium leprae berbentuk batang, langsing atau sedikit membengkok dengan kedua ujung bakteri tumpul, tidak bergerak, tidak memiliki spora dan tidak berselubung. Sel-sel panjang, ada kecenderungan untuk bercabang. Berukuran 1-7 x 0,2-0,5µm, bersifat gram positif, tahan asam, letak susunan bakteri tunggal atau sering bergerombol serupa tumpukan cerutu sehingga sering disebut packed of cigarette, atau merupakan kelompok padat sehingga tidak dapat dibedakan antara bakteri yang satu dengan yang lainnya, kadang-kadang terdapat granulaBentuk-bentuk M. leprae yang dapat ditemukan dalam pemeriksaan mikroskopis adalah : (Martiny, 2006).

    Bentuk utuh (solid): dinding sel bakteri tidak terputus, mengambil zat warna secara sempurna. Jika terdapat daerah kosong/transparan ditengahnya juga dapat dikatakan solid
    Bentuk globus: adalah bentuk solid yang membentuk kelompok, dapat dibagi 2, yaitu :
    Globus besar terdiri dari 200-300 bakteri
    Globus kecil terdiri dari 40-60 bakteri
    Bentuk pecah (fragmented): dinding bakteri biasanya terputus sebagian atau seluruhnya, tidak menyerap zat warna secara merata.
    Bentuk berbutir-butir (granuler): tampak seperti titik-titik yang tersusun
    Bentuk clump adalah bentuk granuler yang membentuk kelompok tersendiri, biasanya llebih dari 500 bakteri.
    Pengecatan

    Pewarnaan bakteri Mycobacterium lepra menggunakan pengecatan Ziehl-neelsen. Sampel yang diperoleh diapus ke kaca obyek. Dikeringkan Kemudian difiksasi melewati nyala api sebanyak 3 kali. Kaca obyek yang telah difiksasi diletakkan di atas rak pewarnaan. Pertama-tama, karbol fuchsin diteteskan hingga menutupi apusan. Pada kondisi tersebut, api dilewatkan berkali-kali di bawah kaca obyek hingga keluar uap. Pemanasan dihentikan pada saat uap tersebut keluar dan didiamkan selama 5 menit. Apusan kemudian dicuci dengan air mengalir dan kelebihan air dibuang dengan cara memiringkan kaca obyek. Selanjutnya, larutan asam alkohol 3% diteteskan hingga warna menjadi pucat dan kemudian dicuci dengan air mengalir. Setelah itu dilakukan pewarnaan dengan methylene bluem dan dibiarkan selama 10 – 20 detik, dicuci dengan air dan dibiarkan kering di udara (Minasari, 2009).



    Agen Penyakit

    Mycobacterium lepra merupakan agen penyakit Lepra (penyakit Hansen) adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf perifer (saraf di luar otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lendir hidung, buah zakar (testis) dan mata. Untuk mendiagnosa penyakit leprae, maka dilakukan pemeriksaan mikroskopis dari pewarnaan bakteri tahan asam, uji sitologi dari sel kulit yang terinfeksi dan tes kulit lepromin. Sampai saat ini belum dapat dilakukan pemeriksaan kultur terhadap M. leprae(Minasari, 2009).

    Uji serologi non treponemal terhadap sifilis seperti VDRL dan RPR kadang-kadang menunjukan hasil positif palsu dari sampel penderita lepra. Diagnosis penyakit kusta ditegakkan jika seseorang mempunyai satu atau lebih tanda utama (cardinal sign) kusta yang ditemukan pada waktu pemeriksaan klinis. Cardinal Sign kusta dapat berupa bercak mati rasa, penebalan syaraf dengan gangguan fungsi syaraf serta BTA positif (Minasari, 2009).

Pertanyaan Lainnya