contoh teks anekdot dalam pelayanan sekolah
B. Indonesia
Farahanniisa8130
Pertanyaan
contoh teks anekdot dalam pelayanan sekolah
1 Jawaban
-
1. Jawaban nisaoktaviona46
Hari itu pelajaran Matematika untuk anak-anak kelas 3C di SMA itu.
Yang mengajar pelajaran matematika tersebut telah berumur paruh baya, berbadan tinggi besar dan berkumis tebal serta berkepala botak.
Jelas guru tersebut merupakan salah satu momok di sekolah; ia sangat galak dengan murid laki-laki namun juga kecentilan dengan murid perempuan, terutama siswi-siswi yang cantik.
Hal ini sebenarnya membuat jengah semua murid, terlebih guru itu suka memberikan hukuman yang aneh-aneh.
Tak hanya itu, kadang-kadang pak ‘Botak’ (begitu ia dijuluki para murid di sekolah) tidak pernah menjelaskan pelajaran dengan cara yang mudah dipahami, malahan ia suka ngelantur ngajarin yang nggak ada hubungannya dengan mata pelajaran.
Nah, yang menarik dari hari itu adalah perdebatan antara pak Botak dengan si Jalil (murid yang nakal sekaligus berani melawan semua guru).
Ketika pak Botak tengah menerangkan rumus matematika, seperti biasa ia ngelantur dan malah memberikan pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran kepada si Jalil yang ketiduran di kelas. Pak Botak melempar Jalil dengan kapur berkali-kali hingga Jalil terbangun.
Pak Botak : Nah, bisa bangun juga akhirnya.
Jalil : Bisa Pak!
Pak Botak : Sekarang jawab pertanyaan bapak, apa pendapatmu mengenai cara penghitungan jumlah peserta aksi demo 212 kemarin?
Jalil : Di kira-kira pak!
Pak Botak : Ngawur kamu! Tadi sudah bapak jelaskan! Makanya jangan tidur kalau ada guru mengajar. Ambil kapurnya dan bawa ke sini.
Jalil : Lho kan bapak yang buang, kok saya yang disuruh ngambil!
Pak Botak : Itu hukumanmu karena ketiduran di kelas.
Jalil : Saya tidur dengan suatu alasan pak!
Pak Botak : Apa alasanmu? Ngantuk? Nonton bola sampai subuh?!
Jalil : Itu bentuk protes saya kepada bapak yang nggak fokus ngajar.
Pak Botak : Jangan kurang ajar kamu, memangnya bapak nggak fokus gimana?!
Jalil : Ini kan pelajaran matematika, kok malah ngomongin pemilihan gubernur DKI Jakarta, lagian ini bukan kota Jakarta pak, apa untungnya ribut soal gubernur Jakarta?!
Pak Botak : Weits, sudah pintar kamu ya. Memangnya kalau bapak fokus ngajar matematika, kamu nggak akan tidur, begitu?!
Jalil : Memangnya bapak pernah fokus ngajar?
Jelas saja lontaran jalil membuat pak Botak marah dan sangat kecewa. Ia tidak menjawab jalil melainkan hanya diam saja duduk di kursi guru.
Semua murid di kelas itu mulai gelisah, tak ada yang berani bersuara. Diam-diam Jalil merasa bersalah, lalu ia memungut kapur-kapur yang dilemparkan pak Botak padanya dan mengantarkan kapur tersebut ke meja pak Botak.
Jalil : Ini pak kapurnya.
Pak Botak masih diam seribu bahasa, Jalil salah tingkah lalu kembali ketempat duduknya. Menit berganti menit pak Botak masih mematung di kursinya, semua murid secara tidak langsung juga berbuat demikian lantaran takut serta tidak enak kalau bergerak atau bersuara. Dan akhirnya, jam pelajara berakhir.
Pak Botak : Anak-anakku, waktu sudah habis. Terimakasih atas pelajarannya hari ini, terimakasih Jalil sudah membuat bapak belajar fokus. Selamat pagi, sampai jumpa minggu depan.
Semua murid : Selamat pagi pak!!!
Tdak ada satupun murid yang tertawa seusai kelas tersebut dan yang pasti peristiwa itu menjadi kenangan mendalam bagi anak-anak kelas 3 C.